Langsung ke konten utama

Pesanggrahan Menumbing : Wisata Sejarah di Pulau Bangka


foto : storiesonbabel.com

Bangka Belitung merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di sebelah timur Pulau Sumatera. Selain terkenal akan potensi bahan tambang timah dan keindahan alamnya, Bangka Belitung khususnya Bangka menyimpan sejarah dan makna besar bagi Indonesia, salah satunya Pesanggrahan Menumbing. Bangunan ini  menjadi saksi bisu dalam sejarah kedaulatan Indonesia, dimana menjadi tempat pengasingan para Pemimpin Bangsa, Ir Soekarno, Drs Moh Hatta, Ali Sastroamidjojo, M Roem, Pringgodino dan tokoh lainnya.

Pesanggrahan Menumbing merupakan tempat diasingkannya para pemimpin bangsa yang saat ini telah menjadi cagar budaya dan sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun global. Bangunan ini terletak di atas Bukit Menumbing yang berada 445 di atas permukaan laut dan berjarak sekitar 12 Km dari pusat Kota Muntok. Untuk menuju tempat ini para pengunjung  harus melewati hutan di Kaki Bukit Menumbing dan menggunakan kendaraan pribadi seperti motor, mobil maupun mobil sewaan.  

Setiba di puncak bukit, para pengunjung akan di sambut dengan suasana hutan  hijau lebat dan udara yang sejuk. di puncak inilah berdiri bangunan kokoh dengan atap seperti benteng dan dibagian depan bangunan terdapat monumen atau patung Bung Hatta. Jika dilihat dari atas Pesanggrahan, para pengunjung bisa melihat  panorama indah Pantai Tanjung Kalian.

Pada awalnya Pesanggrahan Menumbing merupakan rumah peristirahatan atau penginapan milik Perusahaan Timah Belanda  Bangka Tin Winning (BTW). Struktur Pesanggrahan Menumbing terdiri atas tiga buah bangunan yang bergaya arsitektur Nieuwe Zakelijkheid diantarnya bangunan utama, Paviliun I, dan Paviliun II.  Di dalam bangunan utama Pesanggarahan Menumbing terdapat berbagai ruangan yaitu; ruang kerja, ruang tamu, ruang pertemuan dan kamar tidur. 

Di dalam ruang kerja dan kamar tidur terdapat potongan berita dan dokumen (arsip) mengenai Soekarno dan tokoh negara lainnya. Sementara itu, pada ruang pertemuan ditemukan sebuah papan informasi dan berita yang berhubungan dengan sejarah pengasingan para pemimpin bangsa. Selain ruangan, terdapat mobil klasik Deluxe  bewarna hitam dengan plat BN 10 yang pada saat itu digunakan untuk menjemput Moh Hatta saat tiba di Bangka. Mobil ini juga digunakan sebagai kendaraan yang sering mengantarkan Soekarno dan Moh Hatta untuk bepergian

foto : bangkapos.com

Di dalam Pesanggrahan ini juga pernah dibahas tentang perpindahan Ibukota dari Yogyakarta ke Jakarta, Perjanjian Roem-Royen, perundingan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan perundingan Komisi Tiga Negara (KTN).  Selain itu tempat ini juga menjadi para pemimpin bangsa melakukan aktivitas sehari-hari seperti bercengkrama, membaca buku, dan bermain catur. 

Tempat ini menjadi tempat pengasingan sejak 1948-1949. Ketika para pemimpin Bangsa kembali ke Jakarta, Pesanggrahan Menumbing ini ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya yang sering dikunjungi oleh masyarakat lokal dan wisatawan. Namun terdapat beberapa ruangan yang tidak boleh sembarangan dikunjungi seperti kamar Soekarno. Jika ingin berkunjung, Pesanggrahan Menumbing ini buka setiap hari mulai pukul 09.00-16.00 WIB dan para pengujung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000-20.000 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan








Komentar

Posting Komentar